Problematika : Pengajian Awam Ala Supir Angkot, Narapidana
Slaturahim
: Ormas-ormas Islam.
Kegiatan pembinaan keislaman selama ini bisa kita
temukan di dalam majlis-majlis penajian, madrasah, pondok pesantren dan dalam
kelompok-kelompok dakwah. Metode dakwah ini dirasakan sangat efektif dalam
mensosialisasikan nilai-nilai Islam secara langsung kepada seluruh lapisan
masyarakat. Melalui jalan ini tidak di ragukan lagi semakin lama kesadaran
berislam didalam masyarakat semakin meningkat dalam kondisi jahiliyah modern
yang sudah semakin parah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga segala
upaya dakwah dirasakan semakin perlu digencarkan lagi dengan berbagai metode
dan teknik pendekatan yang variatif ketika dakwah ditujukan untuk merangkul
ummat.
Berangkat dari peluang ini KMB melihat suatu metode dan
teknik pendekatan yang baru dalam merangkul berbagai lapisan masyarakat yang
selama ini belum merasakan apa arti pengajian. Dimana salah satu sasaran dakwah
yang saat ini sangat jarang tersentuh oleh kelompok-kelompok dakwah yaitu
kelompok-kelompok profesi yang ada di lapisan masyarakat akar rumput alias
lapisan bawah.
Dari hasil investigasi Front Bersama Ummat Islam
(FBUI) yaitu kelompok pemuda yang memfokuskan diri pada pengamatan
korban-korban kristenisasi diketahui bahwa hamper sebagian besar korban pemurtadan
di Bogor yaitu masyarakat miskin seperti para gembel, pengangguran, gadis
remaja, narapidana dan masih banyak lagi.
Keluarga Muslim Bogor melihat masalah ini muncul
disebabkan kondisi masyarakat bawah yang lemah iman dan miskin ilmu. Tidak
heran karena itu mereka sering dijadikan sasaran empuk kristenisasi. Kelompok
masyarakat ini sering dijadikan objek bagi pejuang-pejuang Salibis yang masuk
kepada mereka melalui bantuan ekonomi, tawaran peluang kerja, perkawinan campur
dan bantuan kesehatan secara cuma-cuma.
Dalam mengantisipasi problematika ini sejak tahun 2002,
KMB bersama beberapa Pondok Pesantren dan lembaga-lembaga Islam mencoba
mengawali langkah menggarap pengajian masyarakat kecil. Langkah pertama dimulai
dengan menggarap para narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Paledang
yang mayoritas adalah ummat Islam. Kondisi riil didalam Lapas sangat kurang
dilakukan pembinaan kerohanian. Sedangkan pengajian yang telah ada sebelumnya
sebatas pengajian wiridan. Melalui pengajian ini ditingkatkan pada motivasi
hidup melalui penenman nilai aqidah. Secara khusus hasil dari pengajian ini
dimulai dengan terbentuknya kelompok pengajian khusus dalam bentuk pesantren
kilat (Sanlat).
Keberhasilan dari pengajian pertama dilanjutkan dengan
pembinaan pengajian kelompok para supir angkot. Diantara sela-sela waktunya
mencari nafkah, para supir angkot ini ditawarkan untuk mengikuti pembinaan dari
dosen UIKA. Secara teratur dam 2 minggu sekali pengajian ini membawa hasil
terbentuknya himpunan profesi supir angkot muslim. Walaupun belum menjangkau
supir angkot di seluruh pelosok Bogor, namun bebrpa trayek sudah menyatakan
untuk bergabung seperti trayek angkot 09 (Ciparigi-Sukasari), 08 (Wr. Jambu-Ps.
Bogor) dan 07 (Ciparigi-Merdeka). Bertempat di bengkel mobil Irvan Motor Wr.
Jambu Bogor. Suasana pengajian lebih terasa dijiwai oleh para supir angkot yang
menganggap bengkel sebagai rumah mereka.
“Hendaklah ada
diantara kamu, sekelompok ummat yang menyeru kepada Islam, menegakkan kebenaran
dan mencegah kejahatan dan merekalah itu orang-orang yang beruntung.”
(QS Al Imran:
104)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar