Klik Aja Disini :

Iklan


Sitemeters

Madiqtera. Diberdayakan oleh Blogger.

Pilpres




Arsip Blog

Latest Post

Ramadhan Meningkatkan Ketakqwaan dan Keshalehan Individual Sosial

Selasa, 01 Juli 2014 | 0 komentar

KBRN, Jakarta. Dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 133-135 disebutkan ciri-ciri orang bertakwa sebagai “…orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di saat lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan; Dan (juga) orang-orang yang apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri (maka) mereka ingat kepada Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosanya dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak mengulangi perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui”.

Ketakwaan hampir identik dengan keshalehan, baik secara individual ataupun sosial. Keshalehan individual biasanya berkenaan dengan hubungan langsung manusia dengan Allah (hablum minna Allah), sedangkan keshalehan sosial berkaitan dengan hubungan sesama manusia atau mahluk hidup (hablum min an-naas). Islam mengajarkan keseimbangan keshalehan individu dan sosial karena hubungan manusia dengan Rabb-nya terkait erat dengan kebajikan yang dilakukan dengan manusia lain.
          

Dalam konteks ini, ibadah puasa (shaum) di bulan Ramadhan merupakan media untuk meningkatkan kualitas ketakwaan manusia. Secara eksplisit, al-Qur’an menggambarkannya dalam surat al-Baqarah ayat 183, “
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertakwa”. Dengan demikian, ibadah puasa telah diwajibkan pada umat-umat sebelum umat Rasulullah SAW serta memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan ketakwaan manusia. Sangat lumrah seandainya umat Islam sangat bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan mengingat bulan Ramadhan menjadi kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan dan penuh dengan keberkahan. Bulan Ramadhan menjadi sarana untuk introspeksi diri (muhasabah) atas tahun yang telah dijalaninya seraya optimis menyambut tahun yang akan datang.
          

Bulan Ramadhan setiap tahun memberikan nuansa baru dan selalu berbeda bagi kehidupan kaum muslimin. Hal ini tidak terlepas dari berkah bulan Ramadhan yang tak habis-habisnya menghampiri kaum muslimin di seluruh dunia. Bahkan umat Islam selalu merindukan kehadiran bulan Ramadhan karena keagungan dan kemuliaan bulan itu. Bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan bahkan memperoleh derajat yang tinggi bagi umat Islam yaitu terhindar dari siksa api neraka. Di samping itu, pada bulan Ramadhan banyak peristiwa monumental bagi umat Islam, seperti turunnya al-Qur’an, perintah berpuasa, malam lailatul qadr, dibukanya pintu-pintu surga, di-ijabahnya doa setiap manusia, dan masih banyak lagi lainnya. Keberkahan bulan Ramadhan tersaji dalam tiga fase: sepuluh hari pertama bulan Ramadhan merupakan rahmat bagi umat Islam, sepuluh hari kedua merupakan fase ampunan atas dosa, serta sepuluh hari ketiga merupakan fase untuk membebaskan diri dari siksa api neraka (sebagaimana hadist yang diriwayatkan al-‘Uqaili, Ibn Huzaimah, al-Baihaqi, dan al-Asbahani). 
         

Fase-fase itu bertahap yang bermula dari limpahan rahmat bulan Ramadhan yang dirasakan umat Islam. Mulai dari indahnya kebersamaan berbuka dan makan sahur, kesehatan fisik dan mental, khusuknya beribadah, kebahagiaan berbagi dengan sesama, dan lain sebagainya. Kemudian umat Islam memasuki fase pengampunan dengan memperbanyak ibadah mahdhah dan ghair mahdhah, melakukan keutamaan-keutamaan berpuasa, dan lain sebagainya. Doa yang dipanjatkan orang berpuasa memperoleh derajat yang tinggi dan di-ijabah Allah SWT. Setelah mengalami dua fase sebelumnya, umat Islam masuk tahap terakhir yaitu terbebas dari siksa api neraka dan lahir kembali dalam kesucian dan kemuliaan. Semua fase ini dilakukan secara integral, menyeluruh, dan tidak melepaskan satu fase dari fase lainnya. Untuk memudahkan manusia melampaui fase-fase tersebut, Allah SWT menganugerahkan keberkahan dan kenikmatan pada bulan Ramadhan di mana pintu-pintu surga dibukakan, pintu neraka ditutup, dan para syetan diikat dan dibelenggu. 
Secara individu, umat Islam pada bulan Ramadhan diharuskan mengendalikan diri, menahan nafsu, dan mengontrol tindakannya dengan pedoman dan koridor yang ditetapkan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Bulan Ramadhan mengajarkan kedisiplinan dalam segala hal: beribadah, bekerja, dan rutinitas lainnya. Setiap aktivitas umat Islam dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara, dan tepat tujuannya. Secara sosial, bulan Ramadhan menjadi momentum untuk berbagi kebahagiaan dengan golongan masyarakat kurang mampu, merasakan penderitaan fisik-mental kaum dhuafa, serta membantu mereka. Sebuah hadist yang diriwayatkan Ibn Huzaimah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT memberi pahala bagi orang yang (menyediakan makanan) untuk berbuka puasa (misalnya) seteguk air susu, kurma, atau minuman lainnya. Dan barangsiapa memberi makanan pada orang yang berpuasa, Allah akan memberinya minum dari air telaga-Nya (yang apabila) seseorang minum darinya maka ia tidak akan pernah merasa haus (selamanya) sampai masuk ke surga. Barangsiapa membebaskan hamba sahaya (pada bulan Ramadhan), Allah akan memberi ampunan dan menyelamatkannya dari siksa api neraka sampai ia masuk surga. (Dan ketahuilah) bahwa bulan Ramadhan minggu pertama adalah rahmat. Pertengahannya adalah ampunan dan (minggu) terakhir adalah pembebasan dari api neraka”.
          

Memahami makna dan keutamaan 
bulan Ramadhan menghasilkan pemahaman komprehensif tentang keberkahan bulan Ramadhan dan makna puasa bagi umat Islam. Interaksi sosial yang telah tercerai berai dan individual kembali disatukan oleh tali Ramadhan, nafsu dunia yang sangat dominan diintrospeksi lagi, keserakahan dinetralkan kembali, serta dosa-dosa dibersihkan kembali oleh sejuknya berpuasa. Atas dasar itu, bulan Ramadhan menjadi sarana bagi umat Islam untuk berlomba-lomba meraih keutamaan, keindahan, dan kebaikan. Dan manusia yang beruntung adalah yang memperoleh kebaikan dan keutamaan itu, sedangkan yang merugi adalah manusia yang melewati begitu saja bulan Ramadhan, tanpa memperoleh apa-apa.
 
(Dr. H. Fahrudin Sukarno, MHI - Dosen UIKA Bogor)



Sumber Url : Ramadhan Meningkatkan Ketakqwaan dan Keshalehan Individual Sosial
Continue Reading

iklan panjang baru

Senin, 30 Juni 2014 | 0 komentar


Continue Reading

Ormas desak Pemkot Bogor Tutup THM

| 0 komentar

Bogor (Antaranews Bogor) - Organisasi masyarakat Keluarga Muslim Bogor (KMB) mendesak Pemerintah Kota Bogor untuk tegas menutup tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan.

Ketua Keluarga Muslim Bogor (KMB) KH Fachrudin Sukarno mengatakan, bila pemerintah kota tidak tegas, pihaknya akan melakukan penutup tempat hiburan malam (THM) dengan menggerakkan massa yang ada.

"Apabila wali kota dan aparat penegak hukum Kota Bogor tidak berani menutup tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan, kami dari Ormas Islam yang akan menutup THM yang ada di Kota Bogor," ujar Fachrudin di Bogor, Jumat.

Fachrudin mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Wali Kota Bogor untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan.

Isi surat tersebut selain meminta wali kota tegas menutup tempat hiburan malam, juga meminta agar pemerintah kota menertibkan rumah makan atau restoran yang buka pada siang hari saat bulan puasa.

"Untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan, Wali Kota wajib menutup tempat hiburan malam dan menertipkan rumah makan yang buka di siang hari," ujar Fachrudin.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bima Arya mengatakan bahwa pemerintah kota telah mengelarkan edaran terkait penutupan tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan.

"Kami sudah mengeluarkan kebijakan bahwa selama Ramadhan tidak ada THM yang beroperasi. Kalau ada akan kita tindak dan berikan sanksi," ujar Bima.

Bima menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat terkait dalam fungsi pengawasan dalam menjalankan kebijakan penutupan THM selama Ramadhan, sehingga bila ada yang melanggar akan di tindak dengan dicabut izin usahanya.

Sementara itu, terkait dengan penertiban rumah makan yang beroperasi siang hari, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat menjelaskan aturan selama Ramadhan adalah pihak restoran boleh buka dengan ketentuan.

"Untuk restoran kebijakan yang kita keluarkan boleh tetap buka dengan ketentuan, beretika, tidak buka blak-blakkan, tetapi ditutup dengan tirai agar tidak terlihat dari luar," ujar Ade.

Ade mengatakan pertimbangan tetap boleh buka bagi rumah makan, karena tidak semua warga Kota beragama Islam, sehingga juga perlu mendapat toleransi.

"Kalau semua tutup, bagaimana nanti yang nonmuslim mereka jadi terganggu karena tidak bisa makan," ujar Sekda.
Editor: Naryo

Continue Reading

Walikota Bogor Diminta Tegas Tutup THM dan Warung

| 0 komentar

BOGOR-KITA.com – Walikota Bogor dan Kepolisian Bogor Kota diminta tegas menegakkan penutupan tempat hiburan malam (THM) dan rumah makan selama bulan suci Ramadhan.Hal ini dikemukakan Ketua Keluarga Muslim Bogor (KMB), Fahruddin Sukarno kepada PAKAR, di Bogor, Jumat (27/6). “KMB sudah mengirimkan surat ke Walikota Bogor agar menutup THM selama bulan puasa,” tandas Fahruddin.
Fahruddin Sukarno menambahkan, imbauan ini tidak hanya ke walikota saja, tapi juga kepada aparat kepolisian, agar ikut berperan menertibkan THM tersebut. “Jika ada THM yang beroperasi maka organisasi kemasyarakatan akan mengambil tindakan untuk menutupnya,” katanya, seraya menambahkan KMB akan melakukan pemantauan terhadap operasi THM itu.
Ditambahkan, apabila Walikota Bogor dan aparat penegak hukum yakni kepolisian  tidak berani menutup THM selama bulan suci Ramadhan, KMB yang akan menutupnya.
"Itu untuk pemkot dan kepolisian harus tegas jangan sampai ada THM yang membandel apalagi kongkalikong dengan pengelola THM," kata dia.
Walikota Bogor juga harus tegas terhadap rumah makan dan  restoran. "Restoran yang buka siang hari juga harus ditertibkan guna menghormati orang yang sedang berpuasa," tandasnya. [] Harian PAKAR/Admin

Continue Reading

Iklan Marhaban

Kamis, 19 Juni 2014 | 0 komentar


Continue Reading

Iklan Layanan Masyarakat No To Drag

Sabtu, 14 Juni 2014 | 0 komentar


Continue Reading

Iklan Layanan Masyarakat Pemilu

| 0 komentar




Continue Reading

Iklan Marhaban

| 0 komentar


Continue Reading

Iklan Pemuda Indonesia untuk Prabowo

| 0 komentar


Continue Reading

Iklan Panjang

Jumat, 13 Juni 2014 | 0 komentar



Continue Reading
 
Support : Creating Website | Madiqtera | Mas Template
Copyright © 2014. RISALAH KMB - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger